Apa itu Interferon Gamma dan apa fungsi nya?

Admin/ June 17, 2021/ Flexylabs Info

Imunodiagnostik dengan Interferon Gamma Release Assays (IGRAs)-ELISA

Pada 1957, Alick Isaacs dan Jean Lindenmann pertama kali mengamati bahwa sel terinfeksi virus mensekresikan protein khusus yang menyebabkan baik sel terinfeksi tersebut maupun sel normal belum terinfeksi mampu menghasilkan protein lain yang mencegah virus untuk bereplikasi. Protein khusus ini lantas disebut sebagai interferon (IFN). Perkembangan studi patologi menemukan bahwa IFN tak hanya bereaksi dengan virus, namun hampir semua jenis patogen atau benda asing yang tidak mampu diidentifikasi oleh sistem imun tubuh. Menurut Abbas et al. (1994), IFN diklasifikasikan menjadi alfa (IFN-α), beta (IFN-β), dan gamma (IFN-γ). IFN-α diproduksi oleh leukosit, IFN-β oleh sel fibroblast yang bukan limfosit, sedangkan IFN-γ atau interferon imun dihasilkan oleh limfosit T.

IFN-γ memiliki fungsi vital dalam respons imunologis, di antaranya: mengaktifkan antigen precenting cells (APCs)—makrofag, sel dendritik, limfosit B—yang meningkatkan presentase antigen untuk berlangsungnya proses fagositosis dan kemampuan membunuh sel tumor, meningkatkan pertumbuhan sel NK (natural killer cells), meningkatkan aktivitas sel T helper-2 (Th-2), mempromosikan adesi dan mengikat leukosit yang bermigrasi, merangsang diferensiasi sel T helper-1 (Th-1) dengan pengaturan transkripsi faktor T. Selain itu, dari paparan Widjaja et al. (2010), protein alami tubuh ini juga meregulasi ekspresi antigen Major Hystocompatibility Complex-1 (MHC-1) dan menginduksi MHC-2. Dengan aktifnya MHC-2 pada sel endotel, sel tersebut menjadi peka terhadap aksi sel T sitolitik spesifik.

Interferon Gamma Release Assays (IGRAs) saat ini menjadi metode imunodiagnostik yang efektif terhadap berbagai jenis infeksi patogen, misalnya tuberkolosis. IGRA mengukur IFN-γ yang dilepaskan oleh sel limfosit-T sebagai respons terhadap antigen spesifik yang dikodekan dalam region of difference-1 (RD-1) genom Mycobacterium. Tes IGRA terdiri dua macam, yaitu pengujian berbasis Immunospot Enzyme-Linked (ELISpot) dan Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA).

Dalam percobaan yang dilakukan Pai dan Behr (2016) terhadap infeksi ­Mycobacterium tuberculosis laten, sampel darah probandus ditambahkan antigen ESAT-6 dan CFP-10 diinkubasikan selama beberapa waktu. Selama masa inkubasi tersebut, limfosit T darah pada pasien yang terpapar tuberkulosis akan mensekresikan IFN-γ dan TNF-α dan menginduksi makrofag untuk memproduksi interleukin 10 (IL-10). Supernatan dari kultur lantas diambil untuk diukur kadar IFN-γ dengan metode sandwich ELISA. Hasil pengukuran dibandingkan dengan tabung kontrol untuk menetapkan diagnosisnya. Melalui pengujian kadar IFN-γ terhadap stimulus antigen, maka kita dapat mengetahui spesifisitas potensial antibodi pada imunodiagnostik tuberkulosis serta memprediksi aktivitas virulensi antigen dalam inang.

Selain untuk penyakit tuberkulosis, IFN-γ juga dapat digunakan sebagai metode imunodiagnostik beberapa jenis kanker (Ni & Lu, 2018), tumor, serta penyakit granulomatosa kronis (Slack & Thomsen, 2018); suatu kondisi herediter di mana leukosit gagal membunuh bakteri.

Untuk menunjang penelitian-penelitian terkait dengan interferon gamma, kami menyediakan berbagai brand antigen dan ELISA Kit yang kompatibel dalam riset IFN-γ dari beragam sampel.

Silakan kontak kami untuk melakukan konsultasi dan pemesanan:

CS Flexylabs
+6281283722016

Source:

Abbas, A.K., Lichtman, A.H., & Pober, J.S. (1994). Cellular and molecular immunology. Philadelphia: WB Saunders Company.

Ni, L., & Lu, J. (2018). Interferon gamma in cancer immunotherapy. Cancer medicine7(9): 4509-4516.

Pai, M. & Behr, M. (2016). Latent Mycobacterium tuberculosis infection and interferon-gamma release assays. Microbiology Spectrum: American Society for Microbiology Press.

Slack, M. A., & Thomsen, I. P. (2018). Prevention of infectious complications in patients with chronic granulomatous disease. Journal of the Pediatric Infectious Diseases Society7(1): 25-30.

Widjaja, J.T, Jaseputra, D.K, & Roostati R.L. (2010).  Analisis kadar interferon gamma pada penderita tuberkulosis paru dan orang sehat. Journal Respiratory Indonesia, 30(2): 119-124.

Editor: Fiorentina Refani

Share this Post